Selasa, 03 September 2013

Gue Bangga Menjadi Indonesia

Dari judul kegnya merupakan sebuah artikel yang berat, tapi gue coba bawain dalam pembawaan yang lebih santai  .

Barusan sekitar jam 10an pagi gue baru pulang dari sarapan *iya, kami belum kuliah efektif, tanggal 9 nanti baru kuliah efektif* sehabis ngayuh sepeda sejauh beberapa kilometer dengan medan yang mendaki gunung dan melewati lembah. Kami pun memilih untuk bersantai di pondok depan asrama yang dimana anginnya cukup kuat lah untuk daerah yang bukan gunung model Bandung atau daerah dataran tinggi lainnya.

Cerita punya cerita, ternyata pas kami duduk kebetulan ada 2 pekerja lokal yang datang ke pondok itu, kami sebagai anak yang sopan, kami memilih untuk duduk agak berjauhan dari posisi mereka.

Duduk selang beberapa menit, ternyata mereka ngomong pakai bahasa daerah, si Ade mikirnya itu bahasa Thailand, lah gue mikirnya itu Melayu logat Kelantan... agak beberapa menit.. semakin lama semakin kami denger, itu bahasa yang sudah tidak asing lagi di telinga kami, itu BAHASA JAWA! Pemirsa sekalian, BAHASA JAWA!  gue terenyuh.

Lalu mereka membuka percakapan.

Bapak 1 : Orang Indonesia?
AdmXX : Iya, bapak Indonesia juga
Bapak 1 : Iya, saya dari Gresik
Bapak 2 : Saya dari Surabaya

Gue bangga, ternyata orang Indonesia itu ada dimana mana, sebagai orang Indonesia yang senantiasa bangga dengan tanah kelahirannya, gue bersyukur ketemu dengan orang Indonesia di Tanah Melayu ini.

Percakapan pun berlalu perlahan, yaaa percakapan standar, mengenai kuliah gimana... udah berapa lama, asrama dimana, dll.. Sampai pada suatu titik dimana bapak tersebut mulai bercerita bahwa dia sudah berada di Malaysia selama 30 tahun, saya ulangi, 30 TAHUN!, luar biasa sekali itu sudah di BOLD lalu di Italic lalu ditambah UNDERLINE supaya semakin menekankan.

Beliau banyak menceritakan mengenai bagaimana di Malaysia, mengenai hidup, sampai ketika dia membahas mengenai ras, tentang ras Melayu, ras India dan ras Cina.

Beliau mengaku pernah hidup di Singapura pada sekitar tahun 80-an, beliau menegaskan bahwa di Singapura pada tahun tersebut perbandingan antara ras Melayu dengan ras lain adalah 50 : 50 dimana 50 itu ras Melayu, dan 50 lainnya ras lain digabungkan, sampai pada suatu saat dia menceritakan bahwa Singapura itu juga dijajah, secara ekonomi oleh etnis Tionghoa atau juga dikenal dengan etnis Cina, sehingga seperti yang terlihat sekarang ini, sebagian besar penduduk yang ada di Singapura adalah warga etnis Tionghoa.

Berlanjut dari hal tersebut, beliau kemudian menceritakan bagaimana beliau pindah ke Malaysia, lalu bekerja tunggang langgang sebagai seorang pekerja serba bisa, dimana dia menyatakan bahwa di Malaysia pekerjaan ada dimana-mana jadi tidak usah bingung.

Beliau mengatakan bahwa semakin lama, ras Melayu di Singapura semakin sedikit dan banyak yang pindah menjadi warganegara Malaysia, sehingga seperti yang terlihat sekarang ini.

Beliau kemudian menyatakan sesuatu yang membuat kami kaget, yang mana kurang lebih memiliki arti "disini sau sama lainnya berbeda". Sekilas kami merasa mungkin itu hanya sudut pandang saja, tapi semakin lama penjelasan yang dijelaskannya semakin meresap dan semakin jelas keberadaan dan kenyataannya.

Cerita beliau, disini sering terjadi kekerasan rasial dimana masing-masing ras terkesan membangun kubu masing-masing dan menolak untuk bersosialisasi, seperti terkotak-kotakkan dalam sistem sosialnya. Ras yang satu mendiskreditkan yang lainnya sehingga hubungan sosial menjadi terbatas.

Kami sebagai seseorang yang berasal dari Indonesia, sebagai Warga Negara Indonesia yang sedang menimba ilmu di negeri orang harus bertindak secara diplomatis dan berada di tengah-tengah secara netral dibalik konflik yang berlaku.

Mendengar cerita beliau, kami semakin bangga menjadi Warga Negara Indonesia, dimana masih menjunjung tinggi "BHINEKA TUNGGAL IKA" yang berarti "BERBEDA TAPI TETAP SATU". Dimana antar satu sama lain masih kuat rasa persaudaraannya, masih erat hubungan sosialnya, dan masih merasa bahwa siapapun dia, dari ras apapun dia, suku apapun atau agama sekalipun, tetap berada dibawah naungan Ibu Pertiwi, berada dibawah kibaran bendera yang satu, Indonesia Raya  .



Lalu beliau melanjutkan lagi cerita bahwa beliau pernah ketika masih menetap di Singapura bahwa beliau melihat ada 2 orang keturunan Tionghoa, dimana salah satunya adalah orang Indonesia.
Beliau masih ingat percakapan antara keduanya dimana yang dari daerah Singapura bertanya ke yang dari Indonesia dengan bahasa Mandarin, lalu yang dari Indonesia menjawab dengan bahasa Inggris menjelelaskan bahwa dia tidak paham dengan bahasa Mandarin, lalu yang dari Singapura itu terheran-heran kemudian bertanya kepada yang dari Indonesia yang artinya kurang lebih "Kamu orang apa sebenarnya?" lalu yang dari Indonesia menjawab "SAYA ORANG INDONESIA" yang dari Singapura itu lalu naik darah dan bertanya kembali "Kamu bukan orang Cina?" yang dari Indonesia tetap berpegang teguh dengan prinsipnya seraya menjelaskan bahwa orang tuanya berasal dari Indonesia, meskipun dia dari etnis Cina, tapi dia tetap menyatakab bahwa dia adalah orang Indonesia.

Mendengar cerita itu, saya salut, saya bangga, saya sangat bangga menjadi orang Indonesia.

Terlepas dari baik buruknya sistem politik dan kenegaraan bangsa Indonesia, banyaknya masalah dari kemiskinan, kebersihan, kesehatan, dan segala macamnya, saya yakin jika Anda bertanya kepada seseorang yang berasal dari Indonesia dimanapun Anda berada sebuah pertanyaan "Cinta sama Indonesia?" saya yakin sebagian besar akan menjawab "SAYA CINTA INDONESIA".

Terlepas dari korupsinya, kotornya sarana, maraknya konflik sosial, demonstrasi dimana-mana, ketidakadilan merajalela, jika yang namanya INDONESIA dicela dan dihina, maka Bangsa Indonesia tidak akan pernah tinggal diam, sedikit saja harkat dan martabat bangsa kita dihina, maka seluruh bangsa akan turun tangan dengan segala upaya, baik itu kecil maupun besar, baik hanya dengan do'a atau dengan tenaga dan upaya.

Lantas kami yang berada di luar negeri, apakah kami berarti tidak patriotis sehingga memilih kuliah di luar negeri? Salah, kami ingin membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang patut diperhitungkan untuk level Internasional, sehingga Bangsa Indonesia mampu mengibarkan panji-panji merah putih dari Sang Saka di puncak dunia dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia itu MAMPU.

Saya Bangsa Indonesia

Saya BANGGA Menjadi Indonesia


1 komentar:

  1. setuju banget sama postingan yg ini !
    aku juga bangga menjadi anak INDONESIA !! :D

    BalasHapus